Tumor jinak di lambung agaknya tidak menimbulkan gejala atau masalah medis. Tetapi kadang-kadang, beberapa mengalami perdarahan atau berkembang menjadi kanker.
Sekitar 99% kanker lambung adalah adenokarsinoma.
Kanker lambung lainnya adalah leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma.
Kankler lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut.
Kurang dari 25 % kanker tertentu terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun.
Di Cina, Jepang, Cili danIceland , kanker lambung sering sekali ditemukan.
Di AS, lebih sering terjadi pada orang miskin, orang kulit hitam dan orang yang tinggal di utara. Dan merupakan penyebab kematian no 7, yang terjadi pada sekitar 8 dari setiap 100.000 orang.
Sekitar 99% kanker lambung adalah adenokarsinoma.
Kanker lambung lainnya adalah leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma.
Kankler lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut.
Kurang dari 25 % kanker tertentu terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun.
Di Cina, Jepang, Cili dan
Di AS, lebih sering terjadi pada orang miskin, orang kulit hitam dan orang yang tinggal di utara. Dan merupakan penyebab kematian no 7, yang terjadi pada sekitar 8 dari setiap 100.000 orang.
PENYEBAB
Kanker lambung sering dimulai pada sisi dimana lapisan lambung meradang. Tetapi banyak ahli yakin bahwa peradangan adalah akibat dari kanker lambung, bukan sebagai penyebab kanker.
Beberapa ahli berpendapat, ulkus gastrikum bisa menyebabkan kanker. Tapi kebanyakan penderita ulkus dan kanker lambung, kemungkinan sudah mengidap kanker yang tidak terdeteksi sebelum tukaknya terbentuk.
Helicobacter pylori, kuman yang memegang peranan penting dalam ulkus duodenalis, juga bisa berperan dalam terjadinya kanker lambung.
Polip lambung, suatu pertumbuhan jinak yang berbentuk bundar, yang tumbuh ke dalam rongga lambung, diduga merupakan pertanda kanker dan oleh karena itu polip selalu diangkat.
Kanker mungkin terjadi bersamaan dengan jenis polip tertentu, yaitu polip yang lebih besar dari 1,8 cm atau polip yang jumlahnya lebih dari 1.
Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam pertumbuhan kanker lambung.
Faktor-faktor ini meliputi :
- asupan garam yang tinggi
- asupan karbohidrat yang tinggi
- asupan bahan pengawet (nitrat) yang tinggi
- asupan sayuran hijau dan buah yang kurang.
Tetapi tidak satupun dari faktor-faktor tersebut yang telah terbukti menyebabkan kanker.
Beberapa ahli berpendapat, ulkus gastrikum bisa menyebabkan kanker. Tapi kebanyakan penderita ulkus dan kanker lambung, kemungkinan sudah mengidap kanker yang tidak terdeteksi sebelum tukaknya terbentuk.
Helicobacter pylori, kuman yang memegang peranan penting dalam ulkus duodenalis, juga bisa berperan dalam terjadinya kanker lambung.
Polip lambung, suatu pertumbuhan jinak yang berbentuk bundar, yang tumbuh ke dalam rongga lambung, diduga merupakan pertanda kanker dan oleh karena itu polip selalu diangkat.
Kanker mungkin terjadi bersamaan dengan jenis polip tertentu, yaitu polip yang lebih besar dari 1,8 cm atau polip yang jumlahnya lebih dari 1.
Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam pertumbuhan kanker lambung.
Faktor-faktor ini meliputi :
- asupan garam yang tinggi
- asupan karbohidrat yang tinggi
- asupan bahan pengawet (nitrat) yang tinggi
- asupan sayuran hijau dan buah yang kurang.
Tetapi tidak satupun dari faktor-faktor tersebut yang telah terbukti menyebabkan kanker.
Pada stadium awal kanker lambung, gejalanya tidak jelas dan sering tidak dihiraukan.
Jika gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan dimana lokasi kanker lambung tersebut. Sebagai contoh, perasaan penuh atau tidak nyaman setelah makan bisa menunjukkan adanya kanker pada bagian bawah lambung.
Penurunan berat badan atau kelelahan biasanya disebabkan oleh kesulitan makan atau ketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan mineral.
Anemia bisa diakibatkan oleh perdarahan bertahap yang tidak menyebabkan gejala lainnya.
Kadang penderita juga bisa mengalami muntah darah yang banyak (hematemesis) atau mengeluarkan tinja kehitaman (melena).
Bila kanker lambung bertambah besar, mungkin akan teraba adanyamassa pada dinding perut.
Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil bisa menyebar (metastasis) ke tempat yang jauh.
Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulan cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang bersifat ganas.
Penyebaran kanker juga bisa menyebabkan pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang.
Jika gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan dimana lokasi kanker lambung tersebut. Sebagai contoh, perasaan penuh atau tidak nyaman setelah makan bisa menunjukkan adanya kanker pada bagian bawah lambung.
Penurunan berat badan atau kelelahan biasanya disebabkan oleh kesulitan makan atau ketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan mineral.
Anemia bisa diakibatkan oleh perdarahan bertahap yang tidak menyebabkan gejala lainnya.
Kadang penderita juga bisa mengalami muntah darah yang banyak (hematemesis) atau mengeluarkan tinja kehitaman (melena).
Bila kanker lambung bertambah besar, mungkin akan teraba adanya
Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil bisa menyebar (metastasis) ke tempat yang jauh.
Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulan cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang bersifat ganas.
Penyebaran kanker juga bisa menyebabkan pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang.
Gejala kanker lambung bisa dikelirukan dengan tukak lambung.
Bila gejala tidak hilang setelah penderita minum obat untuk ulkus atau bila gejalanya meliputi penurunan berat badan, maka dicurigai suatu kanker lambung.
Pemeriksaan rontgen yang menggunakan barium untuk menandai perubahan di permukaan lambung sering dilakukan, tetapi jarang bisa menemukan kanker lambung yang kecil dan dalam stadium awal.
Endoskopi adalah prosedur diagnostik yang paling baik karena :
- memungkinkan dokter melihat lambung secara langsung
- bisa mencari adanya Helicobacter pylori, kuman yang berperan dalam kanker lambung
- bisa mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis.
Bila gejala tidak hilang setelah penderita minum obat untuk ulkus atau bila gejalanya meliputi penurunan berat badan, maka dicurigai suatu kanker lambung.
Pemeriksaan rontgen yang menggunakan barium untuk menandai perubahan di permukaan lambung sering dilakukan, tetapi jarang bisa menemukan kanker lambung yang kecil dan dalam stadium awal.
Endoskopi adalah prosedur diagnostik yang paling baik karena :
- memungkinkan dokter melihat lambung secara langsung
- bisa mencari adanya Helicobacter pylori, kuman yang berperan dalam kanker lambung
- bisa mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis.
Polip lambung jinak diangkat dengan menggunakan endoskopi.
Bila karsinoma ditemukan di dalam lambung, pembedahan biasanya dilakukan untuk mencoba menyembuhkannya.
Sebagian besar atau semua lambung dan kelenjar getah bening di dekatnya ikut diangkat.
Bila karsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup.
Kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan gejala.
Hasil kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma lebih baik daripada karsinoma. Mungkin penderita akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh total.
Bila karsinoma ditemukan di dalam lambung, pembedahan biasanya dilakukan untuk mencoba menyembuhkannya.
Sebagian besar atau semua lambung dan kelenjar getah bening di dekatnya ikut diangkat.
Bila karsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup.
Kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan gejala.
Hasil kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma lebih baik daripada karsinoma. Mungkin penderita akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh total.
Dapat juga menggunakan obat herbal seperti brokoli di mana brokoli di Konsumsi sebanyak 2,5 ons dapat mengurangi risiko dari gangguan dalam perut dan kemungkinan kanker dalam perut, berdasarkan uji coba di Jepang.
Pada penelitian, risiko kanker lambung merupakan salah satu jenis kanker ganas berhasil ditekan dengan pola makan yang mengandung brokoli. Termasuk juga kanker pada kerongkongan, saluran kemih, kulit dan paru-paru.
"Kami harus hati-hati mengenai antusiasme dari pernyataan dari penelitian yang kamilakukan," ujar peneliti dari John Hopkins School of Medicine, Jed W. Fahey yang memimpin studi awal yang kemudian dilanjutkan di Jepang.
"Studi ini merupakan ujicoba yang kecil. Namun semua bukti menunjukkan brokoli atau tunas brokoli dapat mencegah kanker pada manusia," terangnya.
Fahey mengatakan, kandungan zat kimia dalam brokoli yang mendukung perlindungan tubuh terutama terhadap bagian perut yaitu sulforaphone.
Kelompok peneliti yang dipimpinnya pertama kali menggambarkan hal tersebut sebagai antibiotik yang kuat melawan helicobacter pylori pada tahun 2002.
Penelitian di Jepang dalam Cancer Prevention Research melaporkan studi tersebut didesain untuk membuktikan apakah mengonsumsi brokoli yang kaya akan kandungan sulforaphane dalam menunrunkkan kadar bakteri H.pylori sebagai bakteri yang sering dihubungkan dengan risiko dari gangguan perut dan kanker lambung.
Peneltiian yang dilakukan di Jepang karena infeksi dari H.pylori tergolong tinggi. Sekitar 25-30 persen dari warga Amerika Serikat terinfeksi.
"Di Jepang, infeksi mencapai tingkat 90% karena kepadatan penduduk dan kondisi ekonomi yang rendah," ujar Fahey sambil menambahkan, bakteri tersebut dapat ditularkan melalui kontak tubuh.
Studi tersebut dilakukan terhadap 48 orang yang terinfeksi. Setengah dari mereka mengonsumsi tunas alfalfa, yang tidak mengandung sulforaphane.
Setelah delapan minggu, tes menunjukkan tingkat yang lebih rendah infeksi h.pylori dari yang mengonsumsi tunas brokoli, sementara yang mengonsumsi tunas alfalfa tidak mengalami perubahan sama sekali.
"H.pylori dikenal sebagai karsinogen. Fakta yang menunjukkan kami dapat mengurangi efek dari infeksi yang juga merupakan karsinogen memberikan harapan jika seseorang memakan tunas brokoli atau brokoli secara teratur dapat mengurangi tingkat H.pylori dan setelah beberapa tahun akan menurunkan risiko untuk mengalami kanker. Hal itu sulit dibuktikan, namun hasilnya sangat disarankan," tutur Fahey.
Brokoli dan tunasnys sama-sama penting. Demikian dikatakan Dr. Steven H.Zeisel, direktur Nutrition Research Institute diUniversity of North Carolina .
"Secara khusus, tunas yang tumbuh sebelum brokoli memiliki kandungan sulforaphane yang sangat tinggi," terang Zeisel.
Manfaatnya hanya dapat diperoleh ketika brokoli atau tunasnya direndam, kemudian di kunyah. Hanya dengan memisahkan bagian-bagiannya, maka kandungan kimianya akan terbentuk.
Sulforephane kemudian dapat mendukung hati untuk memproduksi enzim yang penting untuk mencegah kanker,tegas Zeisel.
"Orang yang mengonsumsi brokoli lebih banyak, mampu memaksimalisasi fungsi hati dan bagian sel lain untuk menghancurkan sel kanker," ujarnya. Bawang putih memiliki efek yang hampir sama.
Dengan meningkatkan kedua jenis makanan tersebut dalam makanan sehari-hari, yaitu brokoli dan tunasnya, dapat memproduksi kandungan kimia bioaktif yang bermanfaat.
Hal itu merupakan saran yang baik, namun Fahey menuturkan, sebagian orang akan mengambil jalan pintas dengan mengonsumsi pil sulforaphane dibandingkan memakan produk yang baik untuk mereka.
"Saya menyimpulkan, kita tidak dapat meminta seseorang untuk mengganti pola makannya secara drastis. Sebuah pil lebih baik dibandingkan tidak sala sekali. Namun bukan berarti saya menyanrankan atau memprosmosikan konsumsi pil dengan kandungan sulforaphane," tegasnya.
Hanya dua hingga tinga ons per hari, brokoli yang sudah dimasak mampu melindungi tubuh.
Pada penelitian, risiko kanker lambung merupakan salah satu jenis kanker ganas berhasil ditekan dengan pola makan yang mengandung brokoli. Termasuk juga kanker pada kerongkongan, saluran kemih, kulit dan paru-paru.
"Kami harus hati-hati mengenai antusiasme dari pernyataan dari penelitian yang kamilakukan," ujar peneliti dari John Hopkins School of Medicine, Jed W. Fahey yang memimpin studi awal yang kemudian dilanjutkan di Jepang.
"Studi ini merupakan ujicoba yang kecil. Namun semua bukti menunjukkan brokoli atau tunas brokoli dapat mencegah kanker pada manusia," terangnya.
Fahey mengatakan, kandungan zat kimia dalam brokoli yang mendukung perlindungan tubuh terutama terhadap bagian perut yaitu sulforaphone.
Kelompok peneliti yang dipimpinnya pertama kali menggambarkan hal tersebut sebagai antibiotik yang kuat melawan helicobacter pylori pada tahun 2002.
Penelitian di Jepang dalam Cancer Prevention Research melaporkan studi tersebut didesain untuk membuktikan apakah mengonsumsi brokoli yang kaya akan kandungan sulforaphane dalam menunrunkkan kadar bakteri H.pylori sebagai bakteri yang sering dihubungkan dengan risiko dari gangguan perut dan kanker lambung.
Peneltiian yang dilakukan di Jepang karena infeksi dari H.pylori tergolong tinggi. Sekitar 25-30 persen dari warga Amerika Serikat terinfeksi.
"Di Jepang, infeksi mencapai tingkat 90% karena kepadatan penduduk dan kondisi ekonomi yang rendah," ujar Fahey sambil menambahkan, bakteri tersebut dapat ditularkan melalui kontak tubuh.
Studi tersebut dilakukan terhadap 48 orang yang terinfeksi. Setengah dari mereka mengonsumsi tunas alfalfa, yang tidak mengandung sulforaphane.
Setelah delapan minggu, tes menunjukkan tingkat yang lebih rendah infeksi h.pylori dari yang mengonsumsi tunas brokoli, sementara yang mengonsumsi tunas alfalfa tidak mengalami perubahan sama sekali.
"H.pylori dikenal sebagai karsinogen. Fakta yang menunjukkan kami dapat mengurangi efek dari infeksi yang juga merupakan karsinogen memberikan harapan jika seseorang memakan tunas brokoli atau brokoli secara teratur dapat mengurangi tingkat H.pylori dan setelah beberapa tahun akan menurunkan risiko untuk mengalami kanker. Hal itu sulit dibuktikan, namun hasilnya sangat disarankan," tutur Fahey.
Brokoli dan tunasnys sama-sama penting. Demikian dikatakan Dr. Steven H.Zeisel, direktur Nutrition Research Institute di
"Secara khusus, tunas yang tumbuh sebelum brokoli memiliki kandungan sulforaphane yang sangat tinggi," terang Zeisel.
Manfaatnya hanya dapat diperoleh ketika brokoli atau tunasnya direndam, kemudian di kunyah. Hanya dengan memisahkan bagian-bagiannya, maka kandungan kimianya akan terbentuk.
Sulforephane kemudian dapat mendukung hati untuk memproduksi enzim yang penting untuk mencegah kanker,tegas Zeisel.
"Orang yang mengonsumsi brokoli lebih banyak, mampu memaksimalisasi fungsi hati dan bagian sel lain untuk menghancurkan sel kanker," ujarnya. Bawang putih memiliki efek yang hampir sama.
Dengan meningkatkan kedua jenis makanan tersebut dalam makanan sehari-hari, yaitu brokoli dan tunasnya, dapat memproduksi kandungan kimia bioaktif yang bermanfaat.
Hal itu merupakan saran yang baik, namun Fahey menuturkan, sebagian orang akan mengambil jalan pintas dengan mengonsumsi pil sulforaphane dibandingkan memakan produk yang baik untuk mereka.
"Saya menyimpulkan, kita tidak dapat meminta seseorang untuk mengganti pola makannya secara drastis. Sebuah pil lebih baik dibandingkan tidak sala sekali. Namun bukan berarti saya menyanrankan atau memprosmosikan konsumsi pil dengan kandungan sulforaphane," tegasnya.
Hanya dua hingga tinga ons per hari, brokoli yang sudah dimasak mampu melindungi tubuh.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar